Definisi Proposal
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk
suatu kegiatan yang bersifat formal.
Jenis-Jenis Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
proposal berbentuk formal, semiformal, dan nonformal. Proposal berbentuk formal
terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri
atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar,
daftar isi, dan pengesahan permohonan; 2) isi proposal, terdiri atas: latar
belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan
dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan
kerugian, waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar
pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari
bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak
selengkap seperti proposal bentuk formal.
Isi Proposal
Jenis dari isi proposal ada dua, seperti yang diatas adalah isi proposal yang
berbentuk kompleks, dan yang sederhana meliputi: nama kegiatan (judul), dasar
pemikiran, tujuan diadakannya kegiatan, ruang lingkup, waktu dan tempat
kegiatan, penyelenggara (panitia), anggaran biaya, dan penutup.
Ciri-Ciri Proposal
1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan
2. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan
3. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara
4. Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di
jilid yang nantinya diserahkan kepada si empunya acara
5. dan lain-lain yang sulit untuk dijelaskan (dicari).
Untuk memahami tekhnik pembuatan proposal, saya menyediakan
file power point agar lebih dimengerti…
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kenyataan yang ada sekarang ini tak dapat kita
pungkiri lagi semua hal yang ada disekitar kita telah
dipengaruhi oleh ganasnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Yang mana semua itu akan memberikan kontribusi
yang sanagat besar terhadap pembentukan perilaku-perilaku dan kepribadian
manusia.
Seperti kita ketahui, alat komunikasi telah kita kenal sejah
berabat-abat lalu, walaupun masih sangat sederhana sekali. Misalya menyampaikan
surat dengan menggunakan burung merpati. Kemudian sebuah titik yang bermula
pada suatu pemikiran yang ulet, telah menjadikaan sesuatu yang bermanfaat untuk
mempermudah semua aspek kehidupan bernama TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI. Dunia saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi.
Konsumsi masyarakat khususnya bagi murid siswa/siswi akan teknologi informasi
dan komunikasi semakin menggila dan membludak.
Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap
kegiatan manusia. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin maju
seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi dari TIK
itu sendiri, menjadi sangat umum, karena adanya fitur-fitur yang dulunya memang
tidak ada kini telah komplit dalam satu produk. Perkembangan ini menuntut
setiap individu untuk selalu meng-update hal-hal terbaru yang ada guna
pemenuhan kebutuhannya.
Kita lihat kembali beberapa tahun yang lalu teknologi
canggih misalnya laptop dan handphone dulunnya hanya
dimiliki oleh kalangan menengah keatas. Seiring berjalannya
waktu teknologi ini bisa dimiliki oleh semua
kalangan. Baik yang sangat membutuhkan maupun yang kurang
membutuhkan. Kini semua kalangan telah dapat merasakannya.
Dunia TIK adalah dunia untuk berkomunikasi, berbagi,
mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video.
Sekarang harga yang ditawarkan pun cukup sangat terjangkau, khususnya baru-baru
ini karena terjajah oleh produk China yang sangat cepat merambah ke pasaran
domestik dengan berbagai fitur handphone yang sangat kompleks.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini
telah membius sebagian besar remaja ataupun murid siswa/siswi untuk setidaknya dalam sehari selalu bermanja
dengannya. Bahkan lebih dari 8 jam mereka berinteraksi dengan teknologi itu
sehingga semua dapat terlupakan. Tidak jelas apa yang mereka kerjakan selama 8
jam itu. Ada yang hanya bermalasan saja, sangat sedikit sekali mereka yang
memanfaatkan TIK ini untuk mencari bahan-bahan kuliah atau info-info yang
penting. Mereka hanya asik dengan chating dan jejearing sosial misalnya FB dan
TWITTER dan yang memiriskan sekali mereka malah mencari gambar dan video yang
semestinya tak patut mereka cari. menyebabkan mereka malas.
Sekarang di kalangan remaja penggunaan handphone itu
bukan hanya sebagai alat komunikasi, melainkan alat multi fungsi baik sebagai
alat komunikasi dan mencari informasi tapi dijadikan juga sebagai ajang pamer
dan sombong. Mereka akan senang dan bangga bila HP nya atau ,mungkin Laptonya
paling bagus dan paling mahal. Karena fitur yang ditawarkan oleh alat-alat
teknologi informasi dna komunikasi ini merupakan fitur yang multi fungsi maka
para remaja dapat menggunakan secara positif dan negatif tergantung dari tiap
individu, seperti contoh diatas. Semua itu akan menyumbangkan berbagai dampak
yang baik dan buruk terhadap warna hidup remaja itu sendiri
baik hari ini dan esok hari.
Dengan perkembangan TIK ini yang sangat pesat, secara tidak
langsung akan memberikan asupan pengetahuan yang tidak langsung dapat meracuni
otak kita semua. Sehingga kita akan terhanyut dalam aliran itu dengan
penampakan sikap dan perilaku keseharian kita.
Secara logis perilaku sangat erat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dimana kita berada. Lingkungan yang baik maka akan memberikan dampak
yang baik pula terhadap perilaku kita dan sebaliknya lingkungan yang kurang
baik maka akan memberikan dampak yang kurang baik pula bagi kita. Salah satunya
adalah perkembangan TIK itu terhadap perilaku dan sikap manusia khususnya murid
siswa/siswi.
Sumbangan yang besar dari perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi ini tak lain adalah keberhasilan si anak dalam belajar.
Pemanfaatan yang baik dari TIK ini akan sangat membantu prestasi belajar.
Banyak bahan yang bisa kita dapat sehingga kita lebih baik lagi. Namun sebaliknya,
banyak penyalahgunaan yang dilakukan para murid siswa/siswi itu sendiri. Yang
berdampak pada merosotnya hasil atau prestasi belajar si murid siswa/siswi itu
sendiri.
B. Identifikasi Masalah
1. Banyaknya gerusan
moral yang disebabkan oleh perkembangan zaman yang ditandai oleh pesatnya
perkembangan TIK.
2. Kecenderungan murid
siswa/siswi yang kurang efektif dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Kecenderungan remaja
mempunyai sikap santai, konsumtif, penerima, dan mudah menyerah menyebabkan
mereka kurang aktif dalam belajar.
4. Merosotnya prestasi
akademik yang disiyalir karena dampak teknologi yang semakin dalam merasuki
kehidupan sehari-hari para murid siswa/siswi.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini tidak secara umum membahas semua masalah yang
teridentifikasi, tetapi dibatasi hanya sebatas hubungan antara perkembangan TIK
dan pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku dan prestasi akademis murid
siswa/siswi.
D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat diungkap dalam penelitian ini
adalah;
1. Adakah hubungan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap pembentukan
perilaku murid smp aliya kalirancang , kebumen?
2. Adakah hubungan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) murid smp aliya
kalirancang , kebumen?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui
hubungan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap
pembentukan perilaku siswa/siswi smp aliya kalirancang, kebumen.
2. Untuk mengetahui
hubungan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap
siswa/siswi smp aliya
kalirancang, kebumen.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti/murid
Dapat memberikan wawasan lebih tentang perkembangan duinia
TIK serta mampu mengimbanginya dan mengetahui dampak yang ditimbulkan terhadap
perilaku dan prestasi belajar.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan wawasan yang optimal agar mereka mampu
memanfaatkannya dengan cara positif dan mampu memicu untuk terus semangat
belajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi ( TIK)
1. Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK)
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, technologia, techne yang
berarti ‘keahlian’ dan logia yang berarti ‘pengetahuan’. Dalam
pengertian yang sempit, teknologi mengacu pada objek benda yang dipergunakan
untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat
keras.
Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan
(desain) untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam
hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Seorang ilmuan yaitu KENNETH mengemukakan
pengertian Informasi yaitu data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah
formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia. Sedangkan
MURDICK mengemukakan Informasi yaitu terdiri atas data yang telah didapatkan,
diolah/diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan
penjelasan/penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan
ramalan atau pembuatan keputusan.
Selain pengertian teknologi, dan informasi masih ada satu
hal yang tak kalah pentingnya, yaitu definisi dari komunikasi. Menurut Raymond
S. Ross (1974:b7) mendefinisikan komunikasi sebagai proses transdiksional yang
meliputi pemisahan, pemilihan bersama lambang tertentu secara kognitif, begitu
rupa sehinggga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya
sendiri arti atau respon yang sama dengan yang dimaksud dengan sumber.
Menurut Dance (1967) mengartikan komunikasi sebagai usaha
menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.
Sedangkan pengertian dari TIK itu sendiri payung besar
terminologi yang mencakup seluruh peralatan
teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi.
Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan
teknologi komunikasi.
Teknologi informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi,
dan pengelolaan informasi. Sedangkanteknologi
komunikasi
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena
itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang
tidak terpisahkan.
Jadi dari beberapa definisi diatas maka dapat kita simpulkan
bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu
segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,
pemindahan informasi antar
media.
2. Sejarah Perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara
nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama
yaitu temuan
telepon oleh
Alexander Graham Bell pada tahun
1875. Temuan ini
kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan
kabel yang
meliputi seluruh daratan
Amerika,
bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi
trans-atlantik. Jaringan
telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia
untuk
komunikasi global.
Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun
1910-
1920, terwujud
sebuah
transmisi suara
tanpa kabel melalui siaran
radio AM yang pertama.
Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti
pula oleh transmisi
audio-visual tanpa
kabel, yang berwujud siaran
televisi pada tahun
1940-an.
Komputer elektronik
pertama beroperasi pada tahun
1943. Lalu diikuti oleh
tahapan miniaturisasi
komponen elektronik melalui
penemuan
transistor pada tahun
1947 dan rangkaian
terpadu (
integrated electronics)
pada tahun
1957.
Perkembangan teknologi
elektronika,
yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada
era
Perang Dingin. Persaingan
IPTEK antara
blok Barat (Amerika
Serikat) dan
blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu
perkembangan teknologi elektronika lewat upaya
miniaturisasi rangkaian
elektronik untuk
pengendali
pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi
komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya
melahirkan
mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang
menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini.
Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi
digital
mulai digunakan menggantikan teknologi
analog.
Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal
pengeksplorasiannya.
Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian
berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat
yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah
yang saat ini muncul dalam bentuk
telepon
seluler. Di atas
infrastruktur telekomunikasi dan
komputasi ini
kandungan isi (content) berupa
multimedia mendapatkan
tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi
telekomunikasi -
komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri
abad ke-21,
sebagaimana
abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila
revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka
revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia
terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang
mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.
3. Keuntungan dan
Kerugian Penggunaan TIK
Tidak semua kemajuan yang telah dicapai akan membawa dampak
positif. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa
dampak negatif bagi manusia.
a) Dalam Bidang
Sosial
Keuntungan :
Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah
komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain.
Kerugian :
1. Dengan
semakin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah yang asalnya
berupa face to facemenjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi
menjadi hampa.
2. Seseorang
yang terus menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi seseorang
yang individualis.
3. Dengan
pesatnya teknologi informasi baik di internet maupun media lainnya membuat
peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan
semakin mudah.
4. Kemajuan
TIK juga pasti akan semakin memperparah kesenjangan sosial yang terjadi di
masyarakat antara orang kaya dan orang miskin.
5. Maraknya cyber
crime yang terus membayangi seperti carding, ulah cracker, manipulasi data
dan berbagaicyber crime yang lainnya
6. Menurut
Paul C Saettler dari California State University, Sacramento, Satu hal yang
pasti, interaksi anak dan komputer yang bersifat satu (orang) menghadap satu
(mesin) mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara sosial.
b) Dalam Bidang
Pendidikan
Keuntungan :
1. Informasi
yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan
pendidikan.
2. Inovasi
dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya
inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.
3. Kemajuan
TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas
yang berbasis teleconferenceyang tidak mengharuskan sang pendidik dan
peserta didik berada dalam satu ruangan.
4. Sistem
administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar
karena penerapan sistem TIK.
Kerugian :
1. Kemajuan
TIK juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan
orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.
2. Walaupun
sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa
celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem
tersebut akan berakibat fatal.
3. Salah satu
dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan
berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).
B. Perilaku
Para ilmuan dan psikolog telah banyak melakukan penelitian
mengenai perilaku ini. kerena perilaku ini memberikan ciri kehidupan seseorang
itu sendiri. Perilaku itu sendiri adalah tanggapan atau reaksi individu yang
terwujud di gerakan (sikap); tidak saja badan atau ucapan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Perilaku sendiri bisa berupa perilaku positif bila ia sesuai
dengan norma-norma yang ada, dan aja juga perilaku negatif yaitu perilaku yang
cenderung melenceng dari norma-norma. Perilku ini banyak muncul pada kalangan
remaja. Seperti dijelaskan oleh James W. Van Der Zanden yaitu perilaku
negatif merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal
yang tercela dan diluar batas toleransi.
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi
itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan
penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk
dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah
perilaku tersebut.
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (
makhluk hidup ) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk
hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai
aktivitas masing – masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati
pihak luar. Menurut Skiner (1938 ), perilaku adalah suatu respon atau reaksi
seseorang te rhadap stimulus ( rangsangan dari luar . pengertian itu dikenal
dengan teori S-O-R (stimulus-organisme-respons). skiner membedakan respons
tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant
response (instrumental response).
Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu
respons organisme atau seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek
tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam, yakni: Bentuk pasif adalah respon
internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat
terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir , tanggapan atau sikap batin dan
pengetahuan. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi
secara langsung. Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata makan
disebut overt behaviour.
C. Prestasi Belajar
Tentunya setiap orang menginginkan suatu prestasi yang
sangat baik dalam karirnya. prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio,
2005: 467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Sehubungan dengan
prestasi belajar,Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai
berikut : “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do
something difficult as well and as quickly as possible”yang artinya “Kebutuhan
untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan
sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”. Prestasi adalah
hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat
dicapai pada saat atau periode tertentu pada tingkat penguasaan siswa
terhadap mata pelajaran yang telah dibahas dalam proses belajar mengajar
dan prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan
tes prestasibelajar. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam
penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran
dan dapat diukur. Sehubungan dengan hal tersebut, Bloom mengungkapkan hasil
dari belajar dalam Suharsimi
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses
yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil
dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya
tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan
sementara karena sesuatu hal, Noehi Nasution (1998:4).
Cronbach memberikan definisi : “Learning is shown by a
change in behavior as a result of experience”. “Belajar adalah
memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari
pengalaman”. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe,
to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow
direction”.Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu
sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Geoch, mengatakan : “Learning
is a change in performance as a result of practice”. Belajar adalah
perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya.
Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan
menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi
verbal, sikap dan keterampilan. Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar
dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi
belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77)
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
1. Faktor Yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan
faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).
a. Faktor
Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri
individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern
yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu
aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang.
Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal
maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang
rendah.”
Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki
seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih
dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan-kesanggupan tertentu.”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau
diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan
yang nyata.”
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat
adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada
bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.”
Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan.
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (1992:77) mengatakan
bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin
melakukan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang
yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar.
Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari
luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan
belajar.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan
paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat
mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan
masyarakat.”
Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga
yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan
terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu
kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.
Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan
siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang
baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) “guru
dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah
laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk
menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam
mengajar.
Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses
pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan
lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan
masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang
sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin
belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya
bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang
berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
“Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalahmetode kualitatif. Tadjoer Ridjal dalam buku Metode Penelitian
Kualitatif mengatakan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
bertujuan untuk menggali atau membangun suatu proposisi atau menjelaskan makna
dibalik realita. Peneliti berpijak pada realita atau peristiwa yang berlangsung
di lapangan. Apa yang dihadapi dalam penelitian adalah dunia sosial
sehari-hari. Penelitian seperti ini berupaya memandang apa yang sedang terjadi
dalam dunia tersebut dan melekatkan dengan temuan-temuan yang diperoleh di
dalamnya. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh peneliti selama di lapangan
termasuk dalam suatu posisi yang berdasar kasus atau ideografis yang
mengarahkan perhatian pada spesifikasi kasus-kasus tertentu.” (Bungin, 2001:
124).
Oleh karena itu data penelitian juga berdasar
atas refleksi peneliti mengingat keterlibatan peneliti secara langsung dalam
fenomena kehidupan sosial masyarakat yang diangkat dalam penelitian.” (Bungin,
2001: 125). “Sejumlah tindakan di lapangan menggunakan beragam metode
pengumpulan data, mulai dari wawancara, pengamatan, interpretasi dokumen
sejarah oral dan pribadi, hingga introspeksi dan refleksi diri.“Pendekatan
kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan,
tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,
masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu
yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif danholistic/menyeluruh.”
(Ruslan, 2003: 213).
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah murid siswa – siswi bimbingan
dan konseling kelas 8-9 smp aliya
kalirancang, kebumen.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sebenarnya banyak sekali teknik yang dapat kita gunakan
dalam pengumpulan data dari suatu penelitian. Namun semuanya itu memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Semakin banyak teknik yang digunakan
maka semakin mengurangi kelemahan dari pengumpulan data tersebut.
Metode/teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud
mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan
Guba (1985:266) antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain – lain kebulatan;
merekonstruksi kebulatan – kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu;
memproyeksikan kebulatan – kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada
masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang
diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun triangulasi; dan memverifikasi,
mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai
pengecekan anggota.
Menurut Banister dkk (1994 dalam Poerwandari 1998: 72 - 73)
wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu
berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi
terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan
lain.
Wawancara memiliki bermacam-macam bentuk. Seperti yang
dikemukankan oleh Patton (1980:197) yaitu: wawancara pembicaraan informal,
pendekatan dengan petunjuk umum wawancara, dan wawancara baku terbuka.
Dalam penelitian ini menggunakan wawancara pembicaraan
informal. Dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada
pewawancara sendiri. Hubungan dan suasananya pun biasa, wajar. Sedangkan
pertanyaannya dan jawabannya seperti pembicaraan sehari-hari.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian. Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi
sebagai berikut: “studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena
sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”.
Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan
luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia
pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu”.
Observasi adalah teknik yang esensial dalam pengumpulan
data. Seperti dikemukakan oleh Patton (1990: 201 dalam Poerwandari, 1998:
63) menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam
penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Observasi memiliki berbagai bantuk seperti dikemukakan
oleh Moleong (2001: 126-127) pengamatan dapat dibedakan menjadi: a)
pengamatan berperan serta, b) pengamatan tidak berperan serta. Pengamatan juga
dapat diklasifikasikan menjadi: a) pengamatan terbuka, apabila keberadaan
pengamat diketahui oleh subjek yang diteliti, dan subjek memberikan kesempatan
kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan subjek menyadari
adanya orang yang mengamati apa yang subjek kerjakan, b) pengamatan tertutup
apabila pengamat melakukan pengamatan tanpa diketahui oleh subjek yang diamati. Teknik
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tertutup yaitu
subjek tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan juni 2013 di Smp
Aliya kalirancang , kebumen.
Sumber :
http://approdite1992.wordpress.com/2009/03/30/teknik-pembuatan-proposal/