Kisah anak jalanan
Pengertian Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang
mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.
Jalanan punya arti,jalanan punya kehidupan, jalanan punya harapan, jalanan punya nurani…Jalanan tidak sendiri… dan tidak semua anak jalanan itu .. akibat pengaruh dari ekonomi,
Menurut saya anak jalanan itu bisa dari faktor broken home, ekonomi , solidaritas , Mencari kesenangan , penasaran dan ada juga perkelompok.
Saya akan menjelaskan tentang anak jalanan/ pengamen.
Mungkin bila kita melihat orang jalanan / pengamen yang selalu yang ada di benak kita adalah anak kita yang kotor, kumuh, dan nakal. Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga di balik semua itu. Anak jalanan /pengamen mempunyai suatu keistimewaan yang tidak kita miliki. Apa keistimewaannya? Tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari. walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini. Sekarang lebih hebat manakah ?kita atau anak jalanan?
Dan Menurut UUD 1945, “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-hak Anak). Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara normal sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil righ and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family envionment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, laisure and culture activites), dan perlindungan khusus (special protection).
Menurut pengalaman saya , yang saya dapat anak jalanan itu selalu senang , pantang menyerah , terus terus dan terus berjuang , dan saya teringat dengan satu kata “ SOLIDARITAS TANPA BATAS” apabila ada satu anak jalanan itu diserang /dipukuli maka teman-temannya siap membantu ,
dan satu pesan terakhir dari saya :
“JANGAN PERNAH MENGUCILKAN ANAK JALANAN” (ANAK JALANAN JUGA MANUSIA PUNYA HATI NURANI DAN PERASAAN)
Sunday, 9 January 2011
KERJA BAKTI
KERJA BAKTI…
Selama 3 tahun Tinggal di purwokerto, begitu banyak hal-hal yang saya alami dan semua membuat saya takjub dan terheran - heran. Salah satunya adalah betapa ramah dan kompaknya orang sini (boleh ya saya menggunakan istilah “orang sini” untuk masyarakat Norway, untuk memudahkan saja). Dulu yang ada di benak saya adalah bahwa mereka ini tipikal manusia - manusia individualis yang tak acuh dengan masyarakat sekitarnya. Mungkin malah mereka saling tidak kenal dengan tetangga.
Ternyata saya salah. Selama ini, jangankan tetangga sebelah kiri, kanan, depan atau belakang, bahkan orang yang sama sekali tidak kenal pun selalu terlihat ramah, sopan dan murah senyum. Untuk hal ini, saya merasakan perbedaan dengan pengalaman 15 tahun bergaul dengan orang - orang Jakarta yang memang terkenal arogan dan acuh tak acuh, apalagi terhadap orang asing/belum dikenal.
Setiap bertemu tetangga di jalan, kami selalu berusaha berhenti sejenak untuk sekedar mengucapkan “hay , halo, apa kabar?”.
Dan sekarang saya baru tahu Bahwa di komplek rumah saya memiliki komunitas dan kelompok yang unik,, apa itu???yaitu kelompok untuk membersihkan TONG SAMPAH, apakah anda penah terpikirkan??
Bahwa kerja bakti disini itu menurut nama komplek, dari A-Z
Dan sampai saat ini saya tak habis pikir untuk apa tempat sampah umum perlu dibersihkan segala?
Dibersihkan dalam arti: dicuci dengan air dan sabun, lalu disikat sampai bersih dan baunya (relatif) lebih “wangi”. Kegiatan ini dilakukan setelah tong sampah dikosongkan oleh tukang yang membersihkan di sini pagi harinya. Jumlah tong sampah yang harus dicuci ada 3 dengan ukuran lumayan besar (jadi perlu fisik yang cukup kuat untuk mengangkat dan menggelindingkan rodanya). Rata - rata setiap warga menjalani pekerjaan tidak trendi ini setiap 5 bulan sekali. So, it’s not so bad.
Namun tetap saja saya pikir, toh setelah dibersihkan, tong - tong tersebut langsung diisi lagi dengan tumpukan sampah baru. Jadi untuk apa? Alasan mereka tentu saja demi kenyamanan bersama karena tong sampah baunya tidak enak (mana ada tong sampah yang baunya harum ya?). Tapi ya sudahlah. Sebagai orang baru, kita ikuti saja aturan main yang berlaku. Toh bukan kami saja yang wajib mengerjakan ini. Di sini semua sama rata sama rasa (ciri khas negara sosialis).
Jadi, meskipun tidak benar - benar mengosongkan tempat sampah dan membuang sampahnya ke TPA, saya jadi punya rasa respek yang lebih terhadap para tukang sampah. Siapa yang punya impian berkarir sebagai tukang sampah? Mencium aromanya saja pasti kita langsung menutup hidung.
Memang pekerjaan tadi tidak menyenangkan. Tapi kali ini saya rasa sedikit “terhibur” karena kehadiran dya yang selalu setia menemani dan membantu Bundanya. Juga tetangga saya yang sangat baik, Margerit, kali ini dengan senang hati membantu saya sekedar mengisi air di ember dan mengangkat tong sampah yang memang tidak ringan. Jadi, kali ini judulnya memang betul - betul kerja bakti ^-^ yah lumayan, meskipun bermain dengan sampah dan kotoran-kotorannya jadi saya tahu , dan mendapat teman lebih banyak, dari hasil kerja bakti ini
Selama 3 tahun Tinggal di purwokerto, begitu banyak hal-hal yang saya alami dan semua membuat saya takjub dan terheran - heran. Salah satunya adalah betapa ramah dan kompaknya orang sini (boleh ya saya menggunakan istilah “orang sini” untuk masyarakat Norway, untuk memudahkan saja). Dulu yang ada di benak saya adalah bahwa mereka ini tipikal manusia - manusia individualis yang tak acuh dengan masyarakat sekitarnya. Mungkin malah mereka saling tidak kenal dengan tetangga.
Ternyata saya salah. Selama ini, jangankan tetangga sebelah kiri, kanan, depan atau belakang, bahkan orang yang sama sekali tidak kenal pun selalu terlihat ramah, sopan dan murah senyum. Untuk hal ini, saya merasakan perbedaan dengan pengalaman 15 tahun bergaul dengan orang - orang Jakarta yang memang terkenal arogan dan acuh tak acuh, apalagi terhadap orang asing/belum dikenal.
Setiap bertemu tetangga di jalan, kami selalu berusaha berhenti sejenak untuk sekedar mengucapkan “hay , halo, apa kabar?”.
Dan sekarang saya baru tahu Bahwa di komplek rumah saya memiliki komunitas dan kelompok yang unik,, apa itu???yaitu kelompok untuk membersihkan TONG SAMPAH, apakah anda penah terpikirkan??
Bahwa kerja bakti disini itu menurut nama komplek, dari A-Z
Dan sampai saat ini saya tak habis pikir untuk apa tempat sampah umum perlu dibersihkan segala?
Dibersihkan dalam arti: dicuci dengan air dan sabun, lalu disikat sampai bersih dan baunya (relatif) lebih “wangi”. Kegiatan ini dilakukan setelah tong sampah dikosongkan oleh tukang yang membersihkan di sini pagi harinya. Jumlah tong sampah yang harus dicuci ada 3 dengan ukuran lumayan besar (jadi perlu fisik yang cukup kuat untuk mengangkat dan menggelindingkan rodanya). Rata - rata setiap warga menjalani pekerjaan tidak trendi ini setiap 5 bulan sekali. So, it’s not so bad.
Namun tetap saja saya pikir, toh setelah dibersihkan, tong - tong tersebut langsung diisi lagi dengan tumpukan sampah baru. Jadi untuk apa? Alasan mereka tentu saja demi kenyamanan bersama karena tong sampah baunya tidak enak (mana ada tong sampah yang baunya harum ya?). Tapi ya sudahlah. Sebagai orang baru, kita ikuti saja aturan main yang berlaku. Toh bukan kami saja yang wajib mengerjakan ini. Di sini semua sama rata sama rasa (ciri khas negara sosialis).
Jadi, meskipun tidak benar - benar mengosongkan tempat sampah dan membuang sampahnya ke TPA, saya jadi punya rasa respek yang lebih terhadap para tukang sampah. Siapa yang punya impian berkarir sebagai tukang sampah? Mencium aromanya saja pasti kita langsung menutup hidung.
Memang pekerjaan tadi tidak menyenangkan. Tapi kali ini saya rasa sedikit “terhibur” karena kehadiran dya yang selalu setia menemani dan membantu Bundanya. Juga tetangga saya yang sangat baik, Margerit, kali ini dengan senang hati membantu saya sekedar mengisi air di ember dan mengangkat tong sampah yang memang tidak ringan. Jadi, kali ini judulnya memang betul - betul kerja bakti ^-^ yah lumayan, meskipun bermain dengan sampah dan kotoran-kotorannya jadi saya tahu , dan mendapat teman lebih banyak, dari hasil kerja bakti ini
Subscribe to:
Posts (Atom)